Tuesday, November 13, 2012

Ikhlas

Sore hari udara segar berhembus, seorang pemuda telah menunaikan sholat Ashar di masjid Al Iklas. Pandangannya menyapu jalanan. Tidak banyak orang berlalu lalang di jalan. Terlihat kakek sedang beristirahat keletihan. Sepeda dengan sekarung besar rumput tergeletak disebelahnya. Wajahnya terlihat hitam terbakar oleh matahari. Seharian kakek mencari rumput untuk makang kambingnya.
Beberapa kali kakek itu mendirikan sepeda tuanya tetapi terjatuh. Tak kuasa tubuhnya rapuh menahan beban berat. Wajah kakek meringis menahan kesakitan, mengiba seperti hendak minta pertolongan.

Melihat pemandangan seperti itu, pemuda yang dari tadi memperhatikan merasa terpanggil.
Segera berlari menolong sang kakek, dengan sekuat tenaga dia mendirikan sepeda tuanya.
Sekarung rumput diikatkan dibelakangnya. Setelah sepeda berdiri pemuda itu menuntunnya.
Bercucuran keringat dipelipisnya. Tergopoh-gopoh pemuda membantu kakek menaiki sepedanya.  Semangatnya berbuat baik telah mengalahkan semua keletihan yang dirasakan. Awalnya dia mengira  akan melihat kakek tua itu tersenyum dan mengucapkan 'terima kasih ya nak..'
 Ternyata setengah merebut sepeda, kakek itu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar telinga. Wajahnya bermuka masam tak sedap untuk dipandang.

Pemuda itu terperanjat melihat sikap sang kakek, berkali-kali dirinya beristighfar. Wajahnya terlihat memerah, berdiri mematung. Sikap kakek yang kasar telah membuatnya syok, kaget dan terkejut. 'Apakah ada yang salah dari perbuatan saya?' tanya pemuda itu dalam hati. pemuda itu membisu dan bersedih menyaksikan kakek yang pergi meninggalkan dirinnya dengan berlalu begitu saja. Pemuda itu mencari makna. 'barangkali inilah makna ikhlas,' ucapnya lirih.

Jadi jangan pernah berharap apapun atau balasan dari perbuatan baik yang telah kita lakukan. Walaupun sekedar ucapan terima kasih maupun senyuman dari orang yang telah kita tolong. Lakukanlah semata-mata karena Alloh SWT itulah makna ikhlas.

Mutiara hikmah bukan hanya ditemukan untuk pemuda itu saja namun juga buat saya. Makna ikhlas begitu teramat dalam. Sebuah perbuatan baik yang kita lakukan tidaklah berharap untuk mendapatkan pujian atau balasan dari orang lain sekalipun perbuatan baik itu kita lakukan kepada pasangan hidup kita dan juga anak kita sendiri sekalipun sebab Alloh SWT memuliakan kita dari perbuatan baik yang telah kita lakukan.

Saturday, October 20, 2012

Hidup kok dibuat susah

Setiap berangkat kerja shift pagi  jika belum sarapan pagi saya selalu menyempatkan diri untuk mampir ke warung sekedar mencari pengganjal perut. Pagi itu saya mampir ke warung kopi, terlihat gorengan dan uli/ketan. Sambil menunggu kopi datang,  saya berbincang dengan ibu penjaga warung kopi.
'Ibu ini keliatan selalu ceria. Gimana sih biar selalu ceria?'

Saturday, October 6, 2012

Hangatnya cinta keluarga

Kita sebelum menikah biasanya berat tubuhnya lumayan kurus untuk sampai dlm perjalanan pernikahan badannya melonjak. Begitu juga seperti yang di alami kami, terutama istri. Teman2nya berkomentar, 'Wah, sekarang agak gemuk ya?' Dan dijawabnya, 'Kan sekarang ada yang membuatku bahagia.' Itulah pernikahan. Pernikahan selalu saja membawa perubahan, Barometernnya tentu saja bukan hanya badan bertambah gemuk namun cinta & kasih sayang. Apakah cinta kita terhadap pasangan semakin hangat? suam-suam kuku? Atau malah dingin?

Wednesday, September 5, 2012

Syukur


Kita selalu menyangka bahwa kesuksesan hidup kita adalah berkat usaha dan kerja keras yang kita lakukan sendiri sehingga kita bisa begitu yakin apapun bisa terjadi bila diri kita menghendaki, begitu ditimpa musibah yang tidak pernah disangka-sangkanya kita baru tersadarkan betapa kecilnya diri kita dihadapan Sang Khaliq, Allah SWT.

Sunday, August 19, 2012

Eid-ul-Fitr



                                           The holy and beautiful Syawal will come soon

                                               There is no word proper to welcome it
                                              Except the word of pray and forgiveness
                                                My Majesty if you forgive all my fault
                                             And hope your worship accepted Allah SWT

Saturday, July 21, 2012

Marhaban Ya Ramadhan 1433 H

Alhamdulillah, syukur kita kepada Allah SWT karena dengan ridhonya kita dapat bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun 1433H ini dalam keadaan sehat wal afiat,
berjumpa dengan bulan Ramadhan merupakan kenikmatan yang sangat besar.Maka selayaknya seorang muslim benar-benar merasakan dan menjiwai nikmat tersebut.
Betapa banyak orang yang terhalang dari nikmat ini, baik karena ajal telah menjemput, atau karena ketidakmampuan beribadah sebagaimana mestinya, karena sakit atau yang lainnya.

Tuesday, July 10, 2012

Ultah Pernikahan


Ya Allah,
Tiga tahun sudah kita lewati bahtera rumahtangga kami ini.
Andai Kau berkenan, limpahkanlah rasa cinta kepada kami,
Yang Kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah Al Qubro
Yang Kau jadikan mata air kasih sayang
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra
Yang Kau jadikan penghias keluarga Nabi-Mu yang suci.

Saturday, June 30, 2012

Demam Bola = Demam Judi


Bulan ini adalah demam bola, dimana piala UERO sudah diselenggarakan dan sebentar lagi akan menentukan siapa pemenangnya , apakah tim Azzuri Italia atau tim Matador Spanyol, juga akan digelar juga piala Asia yang mengikut sertakan Indonesia untuk bertanding. 

Monday, June 11, 2012

Kematian

Imam Syafii pernah ditanya seseorang, 'Apa itu kematian?' Beliau menjawab, 'kematian itu layaknya tidur yang mendatangi kalian setiap malam. Hanya saja waktunya sangat panjang, tak terbangunkan sampai kiamat. Dalam tidur saja orang bisa bermimpi indah melihat hal yang menyenangkan atau mengerikan maka keadaan gembira atau keadaan sedih ketika tidur. Inilah makna kematian, Maka bersiap-siaplah kalian. Bagi seorang Mukmin kematian adalah keindahan.

"Ingatlah sesungguhnya kekasih Allah, itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akherat. (QS. Yunus : 62-64).

Imam Shiddiq pernah diminta gambaran tentang kematian, beliau menjawab, 'Buat orang yang ingkar, kematian seperti terkena patukan ular atau sengatan kalajengking namun bagi orang yang beriman kematian layaknya seperti mencium parfum terwangi yang dicium, lalu tertidur pulas karena wanginya dan luluhlah seluruh rasa letih dan penatnya.'

Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan kepada mereka, 'Salaamun 'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.' (QS. An-Nahl : 32).

Sunday, June 3, 2012

Tanamlah untuk kebaikan setiap orang

Dulu sewaktu saya masih kecil, nenek selalu menanam pepaya ditepi lahan rumah. Selain pepaya, nenek suka menanam jahe, kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih. Pelataran rumah kami menjadi seperti apotik hidup. Nenek selalu menanam setiap hari sehingga tumbuh besar. Awalnya orang tidak pernah menghiraukan. Setiap kali orang lewat melihat tanaman yang tumbuh selalu saja ingin memetik atau mengambilnya.

Pernah ada tetangga yang meminta jahe, 'mbah nyuwun jahenya ya..' kata tetangga. 'Iya, ambil aja sendiri,'jawab Embah. Sejak itu mulai banyak tetangga yang meminta sesuai kebutuhan mereka.

Demikian juga kami sering mendapatkan manfaat dari tanaman itu, dengan sebagian tanaman nenek sering membuat jamu seperti beras kencur, kunyit asem untuk kami sekeluarga. Hari-hari demi hari yang ditanam semakin banyak sampai para tetangga sekitar rumah kami merasakan manfaat apotik hidup nenek bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Setelah kian lama berlalu, nenek telah tiada. Apa yang telah dilakukan sangat membekas dihati saya bahwa orang yang beruntung adalah penanam-penanam kebaikan. Tanaman yang berbuah kebaikan merupakan kebiasan-kebiasaan positif, perilaku yang terpuji, banyak orang yang mengambil manfaatnya dan yang paling merasakan manfaatnya adalah mereka yang menanam kebaikan itu sendiri.  Karena itu selama masih ada kesempatan, menanamlah sebanyak-banyaknya, pelihara dan sirami supaya setiap orang memetik buah kebaikan yang kita tanam.

Thursday, May 31, 2012

Peringatan Hari Tanpa Tembakau

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Makna Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini seperti kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah surga pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat juga merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter, pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang sambil merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di sebuah ruang sidang MUI yang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning & mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli 'hisap'.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.


Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.

25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.

Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol,sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.

Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah & cerdasnya, Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Ya Allah Ya Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini

Saturday, May 12, 2012

Ketika Galau Melanda

Apakah malam minggu ini sedang galau? Galau karena saat ini sedang “jomblo”. Galau karena setelah ‘tebar pesona’ dan ‘banting harga’
namun malam minggu tetap ‘garing’ tanpa sosok kekasih. Galau karena baru saja diputusin dan belum dapat ‘mangsa’ baru.
Galau karena ‘ortu’ sang kekasih menanyakan kapan menikah padahal ‘jadian’ sudah 5 tahun.

Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah
membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah
pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV
padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang
mogok. Galau karena karena kemaren tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea
padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim
sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP cina replika.
Sehingga akhirnya facebook penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di facebook itu
bagaikan dinding ratapan "jomblo ngenes"

Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau
adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan
maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau
telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah

Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari
berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah
memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga
engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan
ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke
negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur
dan menjadi istanamu di syurga-Nya.

QS Ali Imron ayat 159 :
”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis sebelum kita dilahirkan ke dunia. Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”.
Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan .......‘kamseupay”.

Friday, May 11, 2012

Konser vs Majelis Ilmu

Teringat bulan kemaren ketika dapat SMS iklan dari salah satu Bank yang juga provider ticket untuk menawarkan tiket nonton konser Lady Gaga
yang di situ tertera harga ticket untuk konser tersebut.mulai dari harga tiket masing-masing kelas, yaitu Rp 465 ribu, Rp 750 ribu, Rp 1.250.000
dan Rp 2.250.000...dan seketika itu pula hati ini coba merenungkan sesuatu.

Thursday, May 10, 2012

Air sumber kehidupan

Air dalam berbagai bahasa adalah *de l’eau* (Perancis), *acqua* (Italia), *
maji* (Swahili), *w**asser* (Jerman), *de agua* (Spanyol), *nước*(Vietnam),
*cai* (Sunda), *banyu* (Jawa), *aia* (Padang), *lau* (Batak Karo), dan
*bah*(Batak Simalungun). Semua bahasa pasti memiliki kosakata semakna
dengan air. Semua bangsa pasti memiliki cara mengelola air. Tapi tidak akan pernah
ada yang akan mampu memiliki air.

Kita harus selalu minum air bukan karena di tubuh ini tidak ada air.
Sejatinya tubuh kita 65 persennya terdiri atas air. Tapi mengapa kita
kehausan dan membutuhkan air setiap saat? Itu semua karena kita tidak mampu
memiliki atau mempertahankan air di tubuh kita sendiri. Seberapa kuat Anda
mampu menahan buang air (besar atau kecil). Apakah Anda mampu menahan uap
air yang keluar dari setiap desahan napas? Apakah Anda mampu tidak
berkeringat? Ternyata, kita tidak membutuhkan air. Kita hanya membutuhkan
kehadiran aliran air.

Air layak minum adalah air yang memiliki derajat keasaman normal (pH 6 - 8),
tidak berasa, tidak berbau, jernih, terbebas dari kontaminan berbahaya dan
benda asing. Pengenalan lebih rinci tentang air minum, walau tidak berasa
dan tidak berbau; ternyata mengandung jumlah mineral tertentu. Jika definisi
ilmiah terlalu sulit diindera, maka cukuplah kita meneguk air yang baru
keluar dari mata air pegunungan dengan konservasi baik. Itulah salah satu
jenis air minum yang disediakan Tuhan untuk manusia di daerah tropis.

Mengapa air tawar? Kita tidak dapat menjawab pertanyaan ini dengan tuntas.
Tapi perkembangan ilmu kesehatan, biologi, dan ilmu pangan dapat menjelaskan
aspek-aspek logisnya.

Dalam reaksi-reaksi kimiawi dan biologi yang terjadi dalam sistem tubuh
kita, air memegang peranan yang sangat vital. Salah satunya adalah menjadi
media pertukaran energi, pertukaran ion, perpindahan molekul, meredam panas,
alat transportasi, dan penyeimbang tekanan osmosa. Rincian ini tidak cukup
untuk memenuhi syarat rasa bahasa kata vital. Tapi untuk menggenapkan,
cukuplah menjadi perhatian kita bahwa dehidrasi (kekurangan air dalam
sistem), merupakan penyebab kematian utama makhluk hidup (manusia termasuk
di dalamnya) di muka bumi ini, apa pun pemicunya (diare, kemarau, udara
panas, kelelahan, dll). Kesimpulan lain yang tidak kalah genting adalah
keberadaan air merupakan petunjuk pertama dugaan adanya kehidupan.

Pelajaran pengetahuan alam sekolah menengah menyimpulkan, banyak reaksi
kimia yang mensyaratkan tingkat keenceran tertentu untuk menjamin proses
reaksi berjalan dengan ideal. Dan beruntungnya, pengencer yang paling
diterima oleh banyak senyawa kimia adalah air.

Seandainya kita tidak pernah mencemari air sungai, air hujan, air
tanah, air laut, air sumur, atau air danau maka kita tidak perlu membayar
perusahaan-perusahaan pengelola air untuk mendapatkan manfaat dari air.
Bahkan mungkin mereka tidak akan pernah didirikan.

Seandainya saja kita tidak merusak hutan dan tidak menutupi permukaan
tanah, kita tidak akan membutuhkan pompa-pompa besar untuk menyedot air.
Kita tidak membutuhkan pipa-pipa berkilometer untuk menyalurkannya. Kita
tidak membutuhkan tenaga dan biaya mahal hanya sekadar untuk minum dan
mencuci.

Semua karena keteledoran, kealfaan, keserakahan, dan kekeliruan kita.
Banjir, kekeringan, ketiadaan air bersih, naiknya permukaan air laut, hujan
asam, dan segudang permasalahan terkait air disebabkan oleh tidak bijaknya
kita menyikapi zat yang paling vital bagi kehidupan kita. Kebodohan
terbesar kita adalah bersikap buruk pada pihak yang paling berjasa dalam
kehidupan kita!

Sejak zaman dinosaurus hingga zaman Facebook dan Twitter kini, jumlah air
tetap sama. Tak berkurang sepersejuta persen pun! Yang berkurang adalah
kualitasnya. Yang meningkat hanyalah pencemarannya. Yang bertambah adalah
kotoran yang kita tambahkan padanya. Yang kita rusak adalah keseimbangan
siklusnya. Karena harmoni alamiahnya kita ganggu maka kita yang harus
membayar semua konsekuensi negatifnya, termasuk membayar mahal untuk
mendapat manfaat darinya, yang pada awalnya gratis.

Ketika 'Nenek' Titik Puspa ditanya mengenai rahasia awet mudanya, salah satu
yang sangat penting adalah kebiasaan selalu minum air putih. Maka, dengan
alasan yang lebih jernih dan logis, mari kita tingkatkan budaya minum air
putih (tawar). Juga sebagai kebaikan yang tinggi dalam menyambut penuh suka
cita (syukur) atas anugerah-Nya.

"... dan Kami beri minum kamu dengan air
yang tawar" dalam Al Qur'an surat Al Mursalat (77) : 27.

Sudahkah hari ini kita minum air  hari ini? 
* malah kaya iklan

Sunday, April 22, 2012

Besarnya tanggung jawab orangtua kepada anak

Tanggung jawab para orang tua terhadap anak-anak mereka seakan hanya
terbatas pada perkara dunia yang fana, dan terkesan mereka mengabaikan
perkara ukhrawi yang abadi.

Terbukti bahwa sebagian besar para orang tua memiliki cita-cita dan harapan
agar anak mereka dapat menjadi seorang dokter, insinyur, pilot, tentara, dan
lain-lain. Intinya adalah harapan duniawi belaka. Mereka beranggapan dengan
semua itulah anak-anak mereka dapat hidup dan meraih kebahagian.

Dan terbukti pula dari rasa kecewa yang sangat seandainya anak mereka
terlambat mengikuti ujian, sehingga mereka harus rela tidak tidur agar
anaknya tidak terlambat dan tertinggal pada saat ujian sekali lagi demi
sebuah kesuksesan dan masa depan sang anak. Tetapi jarang di antara para
orang tua yang menyesal dan kecewa saat anak mereka terlambat shalat Subuh
seperti penyesalan dan rasa kecewa mereka tatkala anak mereka tertinggal
ujiannya atau gagal dalam ujian. Bahkan para orang tua selalu bertanya
setiap hari kepada anak-anaknya tentang ujiannya. Apa yang mereka kerjakan,
bagaimana mereka menjawab, dan semoga jawabannya benar? Apakah mereka pernah
bertanya kepada anak mereka setiap harinya tentang perkara agamanya? Sudah
shalat belum? Dengan siapa berteman? Dan apakah pernah bertanya kepada
anak-anak mereka saat mereka tidak ada di rumah seharian, di mana mereka?

Para orang tua merasa begitu terpukul dan merasa gundah gulana ketika mereka
tahu bahwa anak-anak mereka bermalas-malasan dalam ujian, tetapi tidak
bersedih dan tertuntut ketika anak-anak mereka bermalas-malasan dalam
menjalankan sunnah dan kewajiban agama mereka. Mereka berikan dan penuhi
semua yang diinginkan anak-anak mereka, dan mereka melarangnya sementara
dari hiburan-hiburan, seperti menonton video, televisi, koran, majalah
supaya tidak melalaikan mereka dari menghafal dan menyiapkan ujian.

Sedikit sekali di antara para orang tua yang memikirkan untuk anak-anak
mereka tentang ujian yang tidak memiliki gelombang kedua. Tidak dapat
diulang jika gagal, atau 'diher' jika ada materi-materi yang tidak mencapai
target. Pilihan yang ada hanyalah lulus atau gagal. Gagal berarti dimasukkan
dan menetap di dalam Neraka. Ini juga artinya adalah kerugian yang nyata dan
siksa yang hina. Apakah mungkin ijazah, sertifikat prestasi, piagam
penghargaan, kedudukan dan kekayaan dapat menyelamatkan mereka dari adzab

Teramat langka rasanya kalau ada Orang tua yang bersungguh-sungguh
mencarikan seorang guru privat atau ustadz untuk mengajari anak-anak mereka
al-Qur'an dan sunnah. Yang ada para orang tua saat ini dalam mengekspresikan
rasa cinta dan kasih sayang mereka kepada anak mereka berupa menyediakan
pembantu, supir, mobil yang siap melayani mereka setiap saat. Bahkan
menyiapkan untuk mereka rumah yang penuh dengan hiburan-hiburan yang
diharamkan dan melalaikan mereka dari mengingat Allah Azza Wa Jalla dan
ta'at kepada-Nya. Mungkin seribu satu dari para orang tua yang memberikan
hadiah/ penghargaan saat anak mereka menghafal beberapa juz dari al-Qur'an
atau belajar hadits-hadits Nabi shallallahu `alaihi wasallam.

Sebagian orang tua menjanjikan anak-anak mereka berlibur keliling dunia,
mengunjungi pantai-pantai dan tempat-tempat rekreasi lainnya di seluruh
dunia atau membelikan mereka mobil mewah apabila mereka lulus. Tetapi tidak
pernah sekalipun menjanjikan anak-anak mereka, apabila sukses menghafal
al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi shallallahu `alaihi wasallam, sukses
melaksanakan haji dan lain-lain. Walhasil, seperti apa yang kita lihat,
al-Qur'an mereka ganti dengan majalah dan koran. Shalat diganti dengan
menonton konser musik. Majlis ta'lim diganti dengan tempat-tempat hiburan,
dan hasilnya muncullah generasi seperti binatang, sebagaimana firman Allah
Ta`ala, artinya, "Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai." (QS. al-A'raf: 179)
Hendaklah para orang tua bersungguh-sungguh dalam mendidik dan menjaga
mereka dari hal-hal yang merusak serta tidak menyia-nyiakan mereka sebelum
datang penyesalan yang tidak ada arti dan sebelum kehinaan menimpa mereka
pada hari yang tidak ada gunanya lagi semua yang disesali.
Wallahu Ta'ala a'lam.

Bagaimana masa depan anak-anak kita kelak ?


Kalau hari ini kita masih ingat agama, dan merelakan keringat kita di
jalan-Nya, maka itu boleh jadi bukan keberhasilan kita. Kalau hari ini kita
ingat tentang tanggung jawab sesudah mati, sangat mungkin bukan karena kebaikan
yang sepenuhnya lahir dari kesadaran kita. Boleh jadi itu semua bukan merupakan
prestasi kita sendiri, melainkan justru terutama orangtua kita. Mereka menanam
benih-benihnya, lalu tumbuh mengakar di dada kita. Atau para guru kita yang
tulus menyemainya, lalu Allah kokohkan dalam hati kita.

Historia vitae magistra, sejarah adalah guru terbaik
kehidupan. Orang-orang yang mengambil pelajaran dari mereka yang
telah mendahului kita, Insya Allah akan tahu bagaimana memaknai
tugas hidup sebagai orangtua. Dari perjalanan saya ke timur dan ke barat, saya
melihat betapa tak bergunanya kebanggaan terhadap kreativitas dan kecerdasan
anak, ketika mereka tidak tahu jalan hidup
yang harus ditempuh. Bahkan ilmu agama
yang tinggi pun akan sia-sia kalau mereka tidak mempunyai harga diri yang
bersih serta tujuan hidup yang pasti. Betapa banyak anak-anak yang
memiliki keluasan ilmu agama, tetapi karena
kita salah menanamkan tujuan, mereka justru menjadi pembawa kesesatan dengan
ilmu yang ada pada dirinya.

Banyak orangtua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena
kepandaiannya mendidik anak, tetapi karena doa-doa mereka yang tulus. Banyak
orangtua yang caranya mendidik salah jika
ditinjau dari sudut pandang psikologi, tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi
penyejuk mata yang membawa kebaikan dikarenakan amat besarnya pengharapan
orangtua. Di antara mereka ada yang selalu membasahi penghujung malam dengan
airmata untuk merintih kepada Allah ‘Azza
wa Jalla. Di antara mereka ada pula yang menyertai langkah-langkahnya
dengan niat yang lurus dan bersih.

Di zaman ketika wibawa sebagian
ulama semakin rapuh, rasanya kita perlu menguatkan hati anak-anak kita.
Di masa ketika masjid-masjid justru sibuk mengundang artis, kita perlu
memperbanyak amal untuk memohon barakah Allah bagi kebaikan hidup kita dan
anak-anak kita. Sesungguhnya Allah yang menggenggam hati manusia.

Zaman bertukar dan dunia terus berubah. Pada masa kita kecil, alat
pengirim berita paling cepat adalah telegram. Sekarang, ketika kita belum
terlalu tua, telegram sudah tidak dipakai lagi. Telegram sudah menjadi
teknologi yang ketinggalan zaman. Sekarang melalui perangkat kecil di tangan yang bernama handphone/tablet, berita dari manca negara lengkap dengan fotonya bisa
kita akses setiap saat. Anak-anak yang masih ingusan bisa mendapatkan ilmu-ilmu
berharga lewat internet dengan kecepatan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Tetapi pada saat yang sama, lihatlah di bilik-bilik warnet itu, bagaimana sejumlah anak kaum muslimin sedang
terombang-ambing di hadapan situs-situs porno.

Kita mungkin bisa mencegah dengan kekuasaan atas anak-anak itu. Tetapi
apa yang sanggup kita kerjakan sesudah kita
tiada? Tak ada. Itu sebabnya kita mulai perlu berpikir tentang bekal buat anak-anak kita sesudah jasad terkubur

Semoga Allah kuatkan iman kita. Semoga pula Allah memperjalankan kita
dalam takwa kepada-Nya. Semoga langkah kita senantiasa berada di atas niat yang
kokoh dan tujuan yang baik. Semoga setiap langkah kita membawa kepada ridha-Nya
dan meninggalkan bekas yang mantap di hati
anak-anak dan keturunan kita, sehingga mereka senantiasa memenangkan
bisikan takwanya. Amin

Thursday, March 22, 2012

Cukup !!


Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata
"cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan
kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah
target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang
pengertian. Ana k-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh
orang yang bisa mensyukuri.

Tak perlu takut berkata cukup.Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita
berhenti berusaha dan berkarya...
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima,
bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat
kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini,
maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Wednesday, March 21, 2012

Gak usah takut disebut "aneh"


Cobalah ketika kita datang ke kantor, jam 8:30 ini kita lakukan shalat sunah dhuha,
pasti akan nampak “aneh” di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca
koran dan mengobrol.
Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”,
karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh di
tengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.
Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh di
tengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan
makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya
nyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang di
tempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang
di tempat shalat. Aneh, bukan?

Cobalah jum’at besok nanti shalat Jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid
masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelang
selesai.
Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa
aneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal
nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, test saja.
Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau
ayat al Qur’an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membaca
artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut
menjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’at
dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut dibilang “tumben” ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaian
rapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)
Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha di
kantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul
tak karuan.
Jangan takut dikatakan “Sok Rajin” ketika kita shalat tepat pada
waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan
Waktunya terhadap orang-orang beriman.

“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu Telah
merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.” (Annisaa:103)

Jangan takut untuk shalat Jum’at/shalat berjama’ah berada di shaf terdepan,
karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu ada
kemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu’alaihi wassalam para sahabat
bisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur’an,
karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling
menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran
adalah sebaik-baik perkataan;

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?” (Fusshilat:33)
Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah
menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekali
kita kirim artikel, lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan,
lenyap donk ladang amal kita….

Kalau yang kirim artikel humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim
e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau
bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wong
itu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat” (potongan dari
hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah Ibn
Umar).

Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran
dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang
terkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan
ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja.

Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya.
Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang
Mewah sekalipun.

Lakukan “keanehan-keanehan” yang dituntun manhaj dan syari’at yang benar.
Buat muslimah kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh
ditengah orang-orang yang berbikini dan ber ‘you can see’.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipun
akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.
Lagian kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”
jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan
menyelamatkan kita?

Saturday, March 17, 2012

Writing Tresno Jalaran Soko Kulino

Pepatah jawa mengatakan, “cinta ada karena terbiasa”. Pepatah ini sebenarnya berlaku untuk semua hal, termasuk dengan kegiatan menulis. Ketika beberapa orang (masih) menganggap bahwa menulis itu sulit, maka formula ini bisa menjadi obatnya : writing tresno jalaran seko kulino. Cinta menulis disebabkan karena kebiasaan.

Pada dasarnya, semua orang memiliki kemampuan untuk menulis. Menulis, sebagai sebuah keterampilan, membutuhkan latihan rutin secara terus menerus. Bakat dalam sebuah keterampilan memang penting, namun belum mencukupi (necessary, but not sufficient condition). Keterampilan menulis bukan hanya perlu dipertahankan, namun juga harus ditingkatkan kualitasnya.

Menulis tidak butuh bakat. Menulis membutuhkan kontinyuitas dan konsistensi. Yang penting terus dan teruslah menulis. Apapun, kapan pun, dan dimanapun. Tak perlu terbebani dengan kualitas tulisan jika memang masih dalam tahap belajar. Tak perlu malu jika dicela. Tanamkan kepercayaan diri dan tekad untuk konsisten menulis. Dua hal ini akan membuat otak kita menjadi writing oriented.

Habits is second nature, kebiasaan adalah karakter kedua. Upaya menyempatkan diri merupakan upaya aktif, bukan pasif. Semua kegiatan yang kita lakukan sebenarnya merupakan kegiatan yang kita sempatkan. Bukan kegiatan yang memberi kesempatan pada kita.

“Sibuk dan tidak ada waktu” bukan sebuah alasan untuk tidak menulis. Orang yang benar-benar sibuk justru orang yang punya banyak waktu luang untuk menulis. Sebaliknya, orang yang malas justru orang yang tidak punya waktu luang untuk menulis karena waktunya dihabiskan untuk hal-hal lain.

Semakin sering seseorang menulis, makin cepat ia menyelesaikan suatu tulisan. Anggito Abimanyu adalah contoh seorang dari banyak penulis yang mampu menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Menurut pengakuan salah seorang dosen STAN, Anggito bisa menyelesaikan sebuah tulisan opini di koran dengan cepat. Tak peduli ketika ia sedang menunggu acara seminar dimulai atau menunggu di bandara ketika jadwal penerbangan di-delay.

There’s no such a thing as a free lunch. Biasakan menulis dari sekarang. Setidaknya ada dua hal yang mampu menjadi alasan kuat mengapa manusia dalam hidupnya harus menulis. Pertama, menulis adalah bagian dari ibadah sosial. Menulis adalah ibadah ilmiah, amal jariyah, yang dijanjikan oleh Alloh akan terus mengalir nilai pahalanya sampai ajal tiba kelak. Kedua, menulis adalah bagian dari perjuangan. Tidak akan pernah ada yang tahu tentang kebobrokan sistem pemerintahan Belanda yang korup andaisaja Multatuli tidak menulis novel berjudul Max Havelaar. Cerita ini mampu membentuk opini publik di Belanda untuk menentang sistem yang amat menindas rakyat Hindia Belanda sampai akhirnya mampu mengakhiri sistem tanam paksa di Jawa.

Menulis adalah sebuah pilihan hidup. Menulis bukan semata-mata hobi yang ada ketika timbul mood atau bahkan ketika ada sisa waktu. Membaca dan menulis adalah pekerjaan besar bagi orang-orang berperadaban. Gordon Smith, seorang politikus Inggris abad ke-18, membuat sebuah pernyataan yang menarik untuk disimak.

“Membaca tanpa menulis ibarat memiliki harta dibiarkan menumpuk tanpa dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeduk air dari sumur kering. Tidak membaca dan juga tidak menulis, ibarat orang tak berharta jatuh ke dalam sumur penuh air.”

Menulis, menulis, dan menulis. Di era modern seperti sekarang ini, bukan hal yang sulit untuk membiasakan diri menulis. Gunakan blog atau notes facebook untuk mendokumentasikan tulisan. Jangan malu jika tulisan kita dibaca orang. Belum tentu tulisan yang kita anggap buruk dinilai buruk pula oleh orang lain. Pujian adalah motivasi, cacian adalah koreksi. Jadikan semuanya sebagai pembelajaran jika kita memang ingin konsisten dalam menulis.

Tak perlu terbebani untuk menulis fiksi atau nonfiksi. Konsistenlah menulis tentang apapun yang terjadi dan temui dalam kehidupan sehari-hari. Tuangkan gagasan, goreskan ide, dan tawarkan solusi atas sebuah permasalahan. Gali terus informasi agar tulisan kita mampu untuk dibaca lebih banyak orang, di koran, majalah, dan jurnal ilmiah.

Friday, March 9, 2012

Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan aset yang perlu dimiliki di tempat kerja. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang besar mampu mengemban tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan.

Berikut tiga tips untuk membantu mengembangkan rasa percaya diri, seperti yang dikutip berikut ini:

1. Fokus pada sikap percaya diri
Percaya diri adalah sebuah emosi. Ketika Anda merasakan emosi bahwa Anda percaya diri, maka akan berpengaruh di dalam diri Anda untuk fokus pada kemampuan Anda. Di sisi lain, jika Anda merasa kurang percaya diri, Anda akan cenderung menahan diri dan tidak berani mengambil risiko.

Sebuah emosi agar bisa menjadi lebih percaya diri perlu dikembangkan. Keahlian tersebut membutuhkan latihan, latihannya adalah dengan selalu berusaha fokus pada rasa percaya diri. Cobalah untuk melakukan setiap pekerjaan dengan sikap percaya diri.

2. Ubah cara pikir untuk mengembangkan percaya diri
seperti yang telah dibahas pada poin pertama, percaya diri adalah emosi dan emosi terjadi karena pikiran. Misalnya, rasa sedih terjadi karena Anda memikirkan tentang hal-hal sedih, begitupun dengan rasa bahagia. Sebelum Anda merasa bahagia, terlebih dahulu Anda berpikir tentang kesenangan.

Dalam cara yang sama, pikiran Anda secara drastis dapat mengubah tingkat kepercayaan diri Anda. Oleh sebab itu, motivasi diri dan pikirkan hal-hal yang membuat Anda bisa percaya diri. Anda bisa menyemangati diri sendiri dengan kata-kata "aku pasti bisa", maka Anda akan bisa lebih percaya diri.

3. Mengembangkan keahlian Anda
Rasa percaya diri tanpa ditunjang dengan keahlian tidak membuat hebat. Semakin Anda kompeten di tempat kerja, maka Anda akan lebih percaya diri.

Jadi, terus tingkatkan keahlian-keahlian Anda agar perusahaan lebih memandang Anda. Semakin Anda merasa mampu dengan setiap pekerjaan, maka Anda akan semakin yakin dengan setiap langkah kerja yang diambil.

Monday, March 5, 2012

Be your Self

Tiru-miniru sepertinya telah menjadi tren hidup masa kini. tidak sedikit orang yang tidak percaya diri dengan identitas mereka sendiri. Orang yang suka meniru-niru orang lain adalah cerminan orang yang tidak memiliki kepribadian tinggi. Dia mudah silau dengan apa yang dia temukan dari luar dirinya. Dia akan selalu terombang-ambing. Setiap muncul mode terbaru, maka setiap kali itu pula gaya hidupnya berubah. Tidak ada konsistensi dalam dirinya.

Kita mengaku Muslim, tetapi tidak tahu sumber-sumber ilmu pengetahuan asli dari kandungan al-Quran. Kita bangga berbahasa Inggris, tetapi membaca Kitab Suci saja hanya terjemahan. Contoh lain, anak-anak remaja saat ini malu jika tidak memiki pacar. Dia resah dan galau dengan gelar “jomblo”. Seolah-olah sebutan itu adalah aib dan mencemarkan nama baik keluarga. Padahal, identitas-identitas itu hanya tiruan dan turunan dari budaya pop Barat untuk menanamkan gaya hidup bebas.

Tentu lah pribadi macam ini akan sulit menggapai kesuksesan. Sebab, salah satu rumus kesuksesan seseorang, dia harus menjaga kekonsistensiannya di dalam melakukan segala hal. Dalam istilah agama disebut dengan Istiqomah.

Kita tidak pernah melarang untuk bersikap anti-pati terhadap perubahan zaman. Namun untuk keselamatan, kita perlu melakukan proses adapsi yang artinya berusaha memilih dan memilah antara yang sesuai dengan syari’at dan yang menyalahinya. Yang sejalan boleh kita ambil. Namun terhadap yang menyeleweng, kita harus berani mengatakan “NO’. Sekali pun hal tersebut sangat menarik perhatian.

Syukur menjadi kata kunci untuk menjadi diri sendiri. Kita memang banyak kekurangan, tapi jangan sampai kekurangan tersebut menjadikan kita minder dalam menatap kehidupan. Syukuri segala apa yang ada di tanggan kita dan berusaha memaksimalkannya untuk menghasilkkan sesuatu yang terbaik.

Khususnya bagi kaum muslimin, cukup lah kita bangga dengan Islam, sebab Islam sendiri telah menduduki posisi kemuliaan. jangan pernah kita silau dengan apa yang datang dari luar, karena baik bagi orang lain, belum tentu bagi kita, lebih-lebih ditinjau dari sisi syari’atnya.

Nabi sendiri telah menegaskan dengan keras, agar kaum muslimin terhindar dari kebiasaan macam ini. Tidak tanggung-tanggung, melalui sabdanya, beliau mengecam umat Islam yang memiliki pola hidup macam ini, dan menetapkan mereka sebagai bagian dari kaum yang mereka ikuti.

“Man tasyabbaha biqaumin fahuwa minhu.” (Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut). Demikian lah penegasan Rosulullah.

Tuesday, February 14, 2012

Sesuatu yang kecil

Kemarin aku terpaksa pulang terlambat sampai hampir setengah jam,
karena helm yang biasa kuletakkan di stang motor tak lagi berada
ditempatnya. Sependapat dengan satpam, akupun tidak berpikiran bahwa
helm bututku itu dicuri orang. Paling-paling ada yang sedang
meminjamnya namun tak memberitahu satpam atau si peminjam lupa
mengembalikan pada tempatnya semula. Atas saran satpam, akhirnya aku
mengelilingi area parkir yang cukup luas itu untuk mencari helmku yang
barangkali benar telah berpindah tempat.

Hampir lima belas menit aku mencari, namun tak kutemukan helm yang
kuanggap itu adalah helmku. Tak kurang dari sepuluh helm yang serupa
dengan helmku, dan aku sama sekali tidak bisa memastikan yang mana
helmku. Aku hanya tahu helm ku berwarna hitam, namun aku tak tahu ciri
khusus helm yang setiap hari kupakai untuk berangkat kerja bahkan
kemanapun aku pergi karena helm itu adalah satu-satunya yang kumiliki.
Dan sore itu terpaksa aku pulang melalui jalan alternatif yang arahnya
memutar sehingga
membutuhkan waktu lebih lama untuk menghindari polisi.

Sebenarnya bisa saja aku pulang melalui jalur yang biasa kulewati,
toh tak jauh dari tempatku bekerja ada beberapa penjual helm pinggir
jalan. Aku bisa berhenti sebentar dan membeli helm di sana. Namun itu
menjadi tidak mungkin karena aku tahu persis jumlah uang dalam dompetku
tidak cukup untuk membeli sebuah helm meski untuk harga yang paling
murah sekalipun. Ah, tiba-tiba helm menjadi begitu penting dan sangat
mahal bagiku.

Seringkali, kita memandang remeh terhadap sesuatu yang sebenarnya
sangat kita perlukan hanya karena sebuah kebiasaan ataupun rutinitas.
Kehilangan helm yang kualami adalah contoh nyatanya. Aku tak mengenali
dengan baik sesuatu yang telah memberikan manfaat besar kepadaku.
Setiap hari, kemanapun aku pergi, dia selalu memberiku rasa aman dan
nyaman. Namun kenyataannya, aku tak tahu lebih banyak tentang helmku.

Hal lain yang juga sering terjadi adalah, kita kerap memandang
sebelah mata pada orang-orang yang sebenarnya memberikan peran penting
dalam keseharian kerja. Pembantu rumah tangga, office boy adalah mereka
yang acapkali tak terlihat jasa besarnya dalam menyelesaikan berbagai
macam tugas rumah dan kantor kita. Saat pembantu sedang sakit atau
pulang kampung, kita baru sadar bahwa tak mungkin kita melakukan semua
pekerjaan rumah sendiri dengan hasil dan waktu yang sama jika
dikerjakan oleh pembantu kita. Begitupun saat office boy tidak masuk
kerja, seakan semua pekerjaan menjadi tertunda karena kita harus
mengerjakan semuanya sendiri, termasuk fotocopy dan mendistribusikan
laporan ke departemen lain. Kita baru merasa sangat membutuhkan mereka
pada saat mereka tak ada.

Tak hanya benda atau orang, kita juga sering tak bisa ‘melihat’
sesuatu yang sangat dekat dengan kita. Kesehatan misalnya. Dengan
nikmat sehat, segala aktifitas pekerjaan bisa kita lakukan dengan
lancar. Namun sayangnya kita terkadang baru menyadari dan mensyukuri
betapa besarnya nikmat sehat itu manakala kita tak bisa melakukan
berbagai aktifitas harian kita karena sakit.

Dekat tapi tak terlihat. Itulah yang sering terjadi pada diri kita.
Kita menganggap sesuatu, seseorang atau sebuah nikmat menjadi kecil,
biasa, tidak bernilai hanya karena sesuatu, seseorang ataupun nikmat
itu setiap hari, setiap saat ada di sekitar kita, bersama-sama kita.
Bahkan terkadang kita merasa bahwa keberadaan mereka itu bukan sebuah
anugerah melainkan sesuatu yang memang semestinya ada. Kebiasaan kita
menganggap kecil dan biasa terhadap mereka, paling parah adalah
akhirnya membuat kita lupa bersyukur kepada yang telah menganugerahkan
mereka kepada kita, yaitu Allah SWT.

Kita lupa bersyukur kepada Allah bahwa dengan adanya suatu barang
atau fasilitas, kehidupan kita menjadi lebih aman dan nyaman. Kita lupa
bersyukur kepada Allah bahwa dengan kehadiran orang lain, pekerjaan dan
urusan kita menjadi lancar dan ringan dikerjakan. Kita lupa bersyukur
kepada Allah bahwa dengan nikmat sehat, hidup kita menjadi bergairah.
Kita terkadang lupa bersyukur kepada Allah dengan segala nikmatNya yang
tak terhitung, hanya karena nikmat itu selalu ada, dekat dengan kita.

Jangan biarkan rasa penyesalan datang. Mari kita syukuri segala
nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita, salah satunya dengan
memberikan perhatian yang berbeda dari biasanya ( peduli ) terhadap
apapun di sekililing kita. Karena dengan peduli terhadap mereka, maka
rasa syukur akan muncul. Betapa besar nikmat yang Allah berikan, tak
ada satupun yang kebetulan ataupun sia-sia.

Monday, February 13, 2012

Yang Terlewat

Seorang lelaki datang dan duduk di kursi sebelah kiri saya, namun saya tak begitu memerhatikannya. Karena pandangan ini tengah tertuju pada seseorang tepat di depan mata saya. seorang bapak tengah menyantap lezat makanan yang dibawanya, sedangkan anak lelakinya yang baru berusia sekitar tiga tahun mencoba meminta makanan Ayahnya. Sesekali sang Ayah memberinya sesuap nasi, kemudian anaknya bermain lagi. lelaki itu nampak sangat menikmati makan siangnya itu, sedangkan anaknya hanya disuapi beberapa kali saja.

“Tega sekali bapak itu ya, ia makan sangat banyak sedangkan anaknya hanya diberi satu dua suap saja. Kenapa ia tak mendahulukan anaknya makan? Orang tua kan biasanya berkorban, biarlah ia tidak makan yang penting anaknya makan lebih dulu…” suara di sebelah saya memecah konsentrasi pandangan saya pada adegan di depan. Rupanya bukan hanya saya yang menyaksikan adegan Ayah dan anak yang tengah menikmati makan siang di ruang tunggu terminal.

Saya menghela nafas, membetulkan posisi duduk yang sebenarnya sudah cukup nyaman. Saya menoleh ke sebelah kiri, ke arah suara yang barusan kemudian memberikan senyum kepadanya. Ia, lelaki yang belum lama datang dan duduk di kursi sebelah kiri saya itu ternyata ikut menjadi pemirsa adegan ayah dan anak di hadapan saya. Kali ini saya harus menjelaskan kepada lelaki di sebelah kiri saya tentang adegan yang tengah berlangsung itu.

“Sayang sekali, Anda melewatkan adegan terbaiknya dan hanya menonton potongan sisanya saja. Saya yakin jika Anda datang lebih awal, Anda akan tersenyum dibuatnya dan tak mungkin berkomentar seperti tadi…” ucap saya.

Kini giliran lelaki itu yang membetulkan posisi duduknya, wajahnya menghadap ke saya. “Adegan apa yang saya lewati?”

Sebelum lelaki itu datang, kira-kira tiga puluh menit berselang, seorang lelaki bersama anaknya tiba dan memilih tempat duduk di depan saya. Tak berapa lama sang Ayah membuka sebuah kotak makanan dan mulai menyuapi makanan ke anaknya. Perlahan dan penuh kasih sayang ia menyuapi, mulai dari lauknya, nasi, juga sesekali ia memberikan minum. Ketika anaknya tersedak karena makan sambil bicara, ia memberi nasihat dengan lembut, “habiskan dulu yang di dalam mulut, baru bicara ya nak,” kemudian ia menyodorkan air minum ke anaknya.

Anak lelakinya itu terbilang aktif, sambil makan ia berlari sana-sini. “Ayah lebih suka kalau Abang duduk,” Ah, sebuah kalimat positif yang mengagumkan. Biasanya orang tua yang sedang memberi makan dan anaknya berlarian akan berteriak, “Abang! Jangan lari-larian, Ayah capek!” atau “Duduk disini! Jangan lari-larian, ibu nggak mau nyuapin lagi nih…”

Sang anak tetap berlari meski ayahnya lebih suka ia duduk, namun tak sedikitpun ia marah. Tak berapa lama, anaknya tersandung kaki kursi dan jatuh. Makanan yang masih di mulutnya pun ikut tumpah keluar. Lagi-lagi ia tak marah, ia berdiri segera membangunkan anaknya. Kemudian dengan sabar memunguti makanan yang berserak di lantai. Anaknya menatap apa yang dilakukan ayahnya, “Kalau abang duduk dan diam, nggak akan jatuh begini kan…” anaknya mengangguk tanda mengerti.

Sejak itu, anaknya yang bertubuh gempal itu duduk diam dan membuat ayahnya lebih tenang menyuapi hingga makanannya habis. “jangan lupa, baca doa habis makan bagaimana?” tak lama, terdengar suara lucu melafazkan doa sehabis makan. Terbata-bata ia mencoba melafazkannya sambil dibantu ayahnya untuk mengingat bagian yang lupa.

Setelah itu, ayahnya berkata, “Abang sudah makan, sekarang gantian ayah ya yang makan…”

Nah, adegan inilah yang terlewati oleh lelaki yang baru datang dan duduk di sebelah kiri saya. Ia hanya melihat adegan sisanya yang tentu saja bukan bagian terbaik dari ayah dan anak di hadapan saya itu.

Kerap kita melihat sesuatu tidak utuh, kemudian mencoba memberi penilaian dari yang tidak utuh itu. Padahal kalau kita mau meluangkan waktu lebih banyak untuk mengetahui sesuatu lebih dalam dan lebih utuh, banyak hal yang akan mampu mengubah pandangan kita terhadap sesuatu, ataupun seseorang.

Friday, February 10, 2012

BLOKIR "Situs Berbagi" 2012

Kemaren teman2 pada nanya " Ka, update terbaru donk?", teman2 mungkin pada nanyain kok dah gak mulai bawa film boxoffice atau lagu terbaru lagi kalo masuk kerja. Emang disamping udah males buka internet yang mutar-mter abisin kuota gak jelas, akhir2 ini juga mulai susah mencari film, lagu atau software. Setelah makin banyak blog atau situs berbagi file yang mulai ketar-ketir dan menutup layanan berbagi filenya, kebanyakan dari situs tersebut tidak mau tersandung masalah, karena menampilkan file pihak ketiga yang mengandung konten melanggar hak cipta.

Setidaknya ada 7 situs berbagi file terbesar di dunia, yang di dalam salah satu layanannya dengan bebas menaruh file yang mengandung pelanggaran hak cipta. FBI bukan tidak mungkin mengincarnya juga.

1. 4shared
2. Hotfile
3. MediaFire
4. Rapidshare
5. The Pirate Bay
6. Project – Free TV
7. 1Channel.ch, Movie2k.to, and SolarMovie.eu

Akhirnya, mari kita ngeblog dengan hati dan itu adalah tujuan terbaik. Jika tujuannya untuk mencari duit, maka ngeblog adalah satu dari sekian juta cara yang bisa kita lakukan di dunia maya

Semoga juga Blog-Nya Ekarockcity juga tidak dihapus sepihak oleh mbah Goggle, biar bisa ngeblog tiap minggu. Amin

Saturday, February 4, 2012

Menjelang peringatan Maulid Nabi SAW

Kita cinta Nabi Muhammad SAW ??

Apakah kita mencintai nabi kita, nabi Muhammad
saw? Dengan mantap kita pasti akan menjawab, ya! Tapi jika ditanya, apa
bukti kalau kita mencinta nabi
Muhammad saw, maka terkadang kita seperti
anak kecil yang bingung dan membingungkan. Kita bingung menunjukan
bukti kecintaan kita pada sang nabi karena perbuatan kita yang terkadang
bertolak belakang dengan apa yang kita ucapkan.

Banyak cara dan acara yang digelar dalam rangka memperingati hari
kelahiran nabi Muhammad saw. Apakah ini sebuah bukti kecintaan kita pada
sang nabi? Tentu saja! Begitulah jawaban mereka yang melakukannya.
Namun benarkah ini bukti cinta kita pada sang nabi? Belum tentu di mata
Allah dan sang nabi.

Rosululloh mencontohkan kita untuk bersedekah dengan harta kita, tapi
bukan dengan cara mubazir, menghanyutkan ke laut misalnya. Untuk apa
dan untuk siapa? Bukan pula dengan cara untuk diperebutkan hingga tak
jarang menimbulkan kericuhan.

Rosululloh menyuruh kita untuk mencari ilmu, meskipun umpamanya
sampai ke negeri China. Mengadakan dan mengikuti pengajian adalah salah
satu cara untuk menambah pengetahuan agama kita. Tapi bukan kemudian
mengotori masjid dengan berbagai sampah makanan dan minuman. Bukan pula
dengan melalaikan sholat shubuh lantaran pengajian diadakan hingga larut
malam.

Rosullloh tak pernah memberikan contoh atau perintah khusus untuk
merayakan hari kelahiran beliau. Kalaupun kemudian ada yang mengadakan
berbagai acara dalam rangka memperingati hari kelahiran beliau, meski
sebagian mengatakan itu bid’ah namun sebagian lagi menganggap
acara-acara yang mereka gelar hanya sekedar memanfaatkan momen ini untuk
mengarahkan semangat kaum muslim ke jalur yang benar dan lebih
bermanfaat. Semua tentu kembali bagaimana niat dan tata caranya.

Ada satu hal yang terkadang kita lupakan, padahal itulah inti
sesungguhnya dari momen peringatan hari kelahiran nabi. Peringatan hari
kelahiran nabi semestinya menjadikan kita lebih dekat dengan sosok mulia
beliau. Bukan sekedar menyegarkan ingatan kita akan sejarah hidup
beliau, tapi membangkitkan semangat kita dalam meneladani segala akhlak
dan perbuatan beliau yang sangat mulia.

Jika benar kita cinta nabi, semestinya kita tahu apa dan bagaimana
sosok sang nabi, akhlaknya dan segala kemuliaannya. Jika benar kita
cinta nabi, semestinya akhlak dan perbuatan kita didasarkan pada contoh
yang beliau berikan.

Jika kita cinta nabi, semestinya ibadah wajib tak pernah kita
tinggalkan karena ibadah sunnahpun senantiasa kita jalankan. Ibadah
bukan lagi sekedar kewajiban, tapi kebutuhan. Rosululloh yang sudah
dijamin Allah masuk syurga saja sangat taat dan tekun beribadah, apalagi
kita yang masih berlumur dosa seharusnya memastikan segala tingkah laku
kita menjadi amalan yang bernilai ibadah.

Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi orang yang sangat
memuliakan orang tua, menghormati tamu dan tetangga dan menjaga akhlak
dalam pergaulan, bukan menganggap orang tua hanya sebagai beban, tamu
atau tetangga hanya akan merepotkan sementara teman hanya sekedar tempat
untuk kita meminta bantuan.

Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi orang yang mudah
memaafkan kesalahan orang lain, bukan membesar-besarkan permusuhan,
apalagi sampai mewariskan dendam pada keturunan.

Jika kita cinta nabi, semestinya kita peduli dengan kesusahan yang
dialami tetangga kanan kiri kita, bukan menganggap kesulitan mereka
sebagai urusan mereka, diluar urusan rumah tangga kita.

Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi seorang dermawan yang
gemar membantu kaum fakir miskin, bukan dengan mudah memberikan label
malas pada mereka tanpa kita memberikan bantuan apa-apa.

Jika kita cinta nabi, semestinya kita mengasihi anak-anak yatim,
bukan membiarkan mereka dengan anggapan toh masih ada kerabat yang lebih
wajib mengurus segala keperluannya, sementara kita hanya orang lain
yang tak ada pertalian darah dengan mereka.

Kita memang hanyalah manusia biasa yang tak sesempurna rosululloh,
namun kita bisa meneladani beliau sampai batas maksimal kemampuan kita.
Mari kita jadikan momen peringatan maulid nabi ini sebagai titik awal
untuk mengikuti jejak-jejak syurga sang nabi.
Mari kita rubah senandung
harian kita dengan shalawat. Sesungguhnya rosululloh tak memerlukan doa
kita, tapi kitalah yang membutuhkan syafaat dari beliau.

Allohumma sholli ala Muhammad ya robbi sholli alaihi wasalim

Tuesday, January 24, 2012

Tumor

Mungkin yang berlangganan tv kabel dirumah, kalau lihat berita manca negara ada warga negara Vietnam yang menderita tumor. Tumor tsb telah menggerogoti tubuhnya selama lebih 10 tahun.
Ngeri saya kalau lihat videonya, karena lama gak update berita saya baru tahu kalau kemaren sudah dilakukan operasi pembedahan tumor yang mencapai berat 90 kg tsb.

Akhirnya ada yang upload juga di youtube, cekibrot...

Monday, January 9, 2012

Jikalau Indonesia- Malaysia bersatu

Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?

Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.

Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.

Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar.
Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.

Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.

Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.

Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).

Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.

Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.

Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.

Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.

Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.

Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.

Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis
melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.

Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.

Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.

Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.

Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.

Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.

Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.

Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.

Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.

Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu
makmur dan sama-sama beragama muslim.

Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam.


sumber : sebagian diambil dari eramuslim

Indonesia - Malaysia, kita saudara

Mengapa Kita Beraninya Hanya pada Malaysia? Tidak dengan Singapura

Apakah kita akan tetap “berperang” dengan Malaysia atau mempertahankan persaudaraan besar bernama “rumpun Melayu?”

Ribuan orang Indonesia sedang belajar S2 & S3 di Malaysia saat ini.
Kebanyakannya mendapat bantuan atau keringanan biaya dari pemerintah
Malaysia dan banyak juga yang sambil bekerja. Uang kuliah di perguruan
tinggi negeri Malaysia lebih murah dari Indonesia. Kualitas,
infrastruktur dan kemudahan lainnya jauh lebih baik dari di Indonesia
tentunya.

Lalu yang sangat mengherankan, isu-isu yang sebenarnya bisa diselesaikan di
tingkat diplomat, tetapi menjadi barang dagangan pasar yang dikonsumsi
oleh rakyat umum. Boleh jadi isu ini sepertinya dimanfaatkan oleh
segelintir orang yang memang memiliki agenda, bagaimana supaya Islam,
Melayu dan Nusantara yang kaya dengan SDM & SDA ini, tidak menjadi
sebuah kekuatan. Mengapa rakyat di negaraku begitu mudah emosi?

Isu-isu penangkapan Abubakar Ba‘asyir, isu VCD porno artis, isu teroris, dan
sebagainya, faktanya tidak berhasil mengalihkan perhatian rakyat
terhadap berbagai skandal perampokan uang rakyat melalui kasus BLBI,
Century, Rekening , kenaikan BBM dan harga bahan pokok di tahun 2012
buruknya birokrasi dan pelayanan publik,
maraknya korupsi, pelemahan KPK, gagalnya sebuah kepemimpinan,
meningkatnya jumlah kemiskinan, pengangguran, perbuatan kriminal, buta
huruf dan gagalnya hampir setiap departemen dan institusi pemerintahan,
dalam memberikan manfaat keberadaan mereka yang berarti kepada rakyat.

Isu “memanasnya" hubungan Indonesia-Malaysia tidak akan membuat rakyat lupa
terhadap semua penipuan, pembodohan dan “perampokan” uang rakyat yang
telah, sedang dan akan berlaku.

Kalau mau jujur, semua suku di Indonesia ada di Malaysia: Jawa, Bugis, Aceh,
Minang. Kini banyak orang Jawa di Johor, juga di Selangor. Termasuk
banyak warga Aceh di Malaysia. Negeri sembilan sebagian penduduknya dari
Minangkabau. Bahkan Sultan Selangor itu berasal dari Bugis.

Jadi seharusnya, semangat kita (Indonesia dan Malaysia) adalah semangat
“satu rumpun” untuk bekerjasama untuk bangunkan alam Melayu ini. Hanya
saja, jika berpecah, mustahil, bangsa Melayu tumbuh menjadi bangsa yang
besar.

Aksi ingin mengajak perang dengan Malaysia, pelemparan
kotoran ke Kedutaan Malaysia, sweeping warga Malaysia pasti akan
menyakitkan hati dan membuat hubungan bukan makin mendekat, tapi malah
menjauh.

Walaupun gerakan LSM Bendera tidak mewakili gerakan
orang-orang cerdas di Indonesia, seperti Senat Mahasiswa, Muhammadiyah,
ICMI, HMI, dll., namun warga Indonesia harus lebih peka dan mencari
tahu, siapakah LSM ini? Ada apa di balik agenda mereka?

Apakah mereka bergerak untuk kepentingan partai politik tertentu, ataukah untuk
menaikkan partai dan pemimpin tertentu, ataukah mereka dibiayai oleh
pihak asing untuk menghancurkan rumpun Melayu?

Di sisi lain, biasanya, isu-isu yang akan memungkinan pecahnya hubungan
Malaysia-Indonesia jarang ditanggapi dan dibesar-besarkan media
Malaysia. Namun akhir-akhir ini, khususnya pemberitaan ‘ketegangan’
hubungan Indonesia-Malaysia, ditanggapi berbagai pihak. Termasuk pakar
politik di berbagai media massa

Di saat yang sama, sudah ratusan kali pasir kita dicuri, minyak kita diselundupkan, tapi kenapa kita selama ini tidak membenci Singapura yang menguras minyak kita
dengan Caltexnya? yang menguras gas kita dengan Harunnya dan
sebagainya, tanpa memberikan dampak yang berarti terhadap pembangunan,
ekonomi dan sosial rakyat?

Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.

Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.

Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.

Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.

Profesor Singapura menulis dalam sebuah artikelnya; Kebanyakan rumah
mewah yang ada di Singapura, Kebanyakan uang yang beredar di Singapura
adalah punya orang Indonesia. Kebanyakan pembangunan yang ada di
Singapura, dibangun dari uang yang datangnya dari Indonesia. Dan di saat
Singapura mengadakan Grand Sale setiap tahunnya, lebih 2 juta orang
Indonesia datang belanja ke sana..”

Apa yang sebenarnya kita dapatkan dari Singapura?

Pertama,
TKI laki-laki dari Indonesia diharamkan bekerja dan mencari nafkah di
Singapura seperti di bidang pembangunan, kuli kasar, buruh dan
sebagainya. Singapura lebih memilih warga negara lain daripada WNI,
dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.

Kedua,
banyak orang mengatakan dan dari sumber lainnya, “Satu per satu
pulau-pulau kecil di Riau hilang karena pasirnya diangkut ke Singapura.

Ketiga,
identitas orang Melayu yang identik dengan Islam seperti istana, rumah,
perkampungan orang Melayu, dihilangkan. Adat dan budaya melayu
dimuseumkan. Azan diharamkan menggunakan pengeras suara di semua masjid
dan surau di Singapura.

Keempat, pemerintah Singapura melayani dan melindungi koruptor RI yang telah membuat rakyat RI sengsara selama ini (karena hak-hak rakyat untuk mendapatkan
pendidikan, rumah sakit, infrastruktur, makan dan tempat tinggal yang
baik terjajah dan terzalimi), dengan tidak mau menandatangani perjanjian
ekstradisi.

Kelima, banyak rakyat, nelayan dan
petugas kita diacungi senjata berat dan diusir dengan pengeras suara
karena disangka telah melintasi garis batasan laut kepunyaan Singapura.

Malaysia Lebih Baik dari Singapura

“Sejahat” apapun Malaysia, saat ini ada 2 juta orang lebih WNI yang sedang
mencari rezeki di Malaysia untuk nafkah keluarga mereka di RI.
Triliyunan uang TKI dikirim ke Indonesia setiap tahunnya. Dapat
dibayangkan, bagaimana dampak sosial, ekonomi dan budaya yang akan
berlaku di Indonesia kalau TKI pulang sekaligus.

Faktanya,
TKI-lah sebenarnya “pahlawan” yang harus dilindungi, karena mereka
penyumbang devisa negara. Di saat lain, ada banyak institusi yang
keberadaannya hanya menghambur-hamburkan uang negara. Kegunaan mereka
sangat perlu dipertanyakan di saat keberadaan mereka tidak memberikan
manfaat yang berarti kepada rakyat. Ibarat pepatah Arab, ”wujuduhu ka adamihi.” (adanya seperti tidak adanya). Dengan kata lain, ada atau tidak adanya mereka, sama saja. Tak memberi manfaat.

Apakah kita akhirnya memutuskan “berperang” dengan Malaysia?
Apakah kita tetap ngotot mengajak perang
dengan Negara yang di dalamnya banyak keturunan Melayu Riau, Palembang,
Aceh, Bugis, Minang, Mandailing, Rao, Jambi, Kerinci, Jawa, karena kita
seagama Islam dan satu rumpun melayu?

Apakah kita takut pada Singapura
karena mereka memiliki peralatan perang yang sangat canggih dan jauh
meninggalkan Indonesia? Ataukah kita sengaja dibuat takut, karena para
pejabat kita banyak yang memiliki hubungan mesra dengan Singapura yang
menyimpan uang mereka dalam bentuk saham dan investasi?.

Malaysia secara tidak resmi telah melarang rakyatnya datang ke Indonesia. Kalau
ini berlanjut, pasti semua ini akan memberikan pengaruh terhadap
perusahaan penerbangan, hotel, pariwisata, tempat berbelanja, investor
di Indonesia.

Kalau sengketa ini berlanjut di tingkat pemerintah,
maka akan sama-sama kita dengar, tiga, lima bulan lagi.
Malaysia akan membeli peralatan perang yang baru, Amerika pula akan
menawarkan “jasanya” pada TNI untuk memberikan pinjaman utang, untuk
membeli peralatan perangnya yang katanya, harga sebuah kapal perang
bekas saja, sama dengan harga sebuah pulau besar di Indonesia.

Namun sebelum itu terjadi, ada sebuah pesan dari al-Quran.

“Sesungguhnya orang beriman itu adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah semoga kamu mendapat
rahmat.” (QS: al-Hujurat ayat 10)

Salam dari Indonesia untuk saudaraku di Malaysia

Sunday, January 1, 2012

Tahun Baru 2012

Memang kita bisa merasakan bedanya peristiwa penyambutan tahun baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah). Tahun baru Islam disambut biasa-biasa saja, jauh dari suasana meriah, tidak seperti tahun baru Masehi yang disambut meriah termasuk oleh masyarakat muslim sendiri. Sebagai titik awal perkembangan Islam, seharusnya umat Islam menyambut tahun baru ini dengan semarak, penuh kesadaran sambil introspeksi, merenungkan apa yang telah dilakukan dalam kurun waktu setahun yang telah berlalu.

Lakukkan perubahan di tahun yang baru ini seperti :
1. Hindari kebiasaan-kebiasaan lama / hal-hal yang tidak bermanfaat pada tahun yang lalu untuk tidak diulangi lagi di tahun baru ini.

2. Lakukan amalan-amalan kecil secara istiqamah, dimulai sejak tahun baru ini yang nilai pahalanya luar biasa dimata Allah SWT, seperti membiasakan shalat dhuha 2 raka’at, suka sedekah kepada fakir miskin, menyantuni anak-anak yatim, dll.

3. Usahakan dengan niat yang ikhlas karena Allah agar tahun baru ini jauh lebih baik dari tahun kemarin dan membawa banyak manfaat bagi keluarga maupun masyarakat muslim lainnya.

4. Hidup kita semakin hari semakin berkurang, bukannya bertambah, maka selayaknya kita yang taat pada Allah, mempergunakan kesempatan hidup didunia ini dengan sebaik mungkin. Karena ajal manusia merupakan rahasia Allah, dan jarum jam tidak akan pernah berbalik arah, sudah sepantasnya kita memperbaiki diri kita masing-masing.

Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, Siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka” (Al Hadist).

Selamat Tahun Baru 2012
Ekarockcity