Tuesday, June 22, 2010

Pedihnya Sakaratul Maut

Pedihnya Sakaratul Maut

Allah,SWT telah menyatakan di dalam Al-Qur'an bahwa setiap yg berjiwa akan merasakan mati termasuk semua manusia tanpa terkecuali (Qs :21:35 ). Proses kematian (sakaratul maut) setiap manusia itu berbeda-beda ada yg ketakutan, berteriak-teriak, tenang , bahagia dan bermacam-macam sesuai dg amal perbuatannya di dunia.

Rasulullah,SAW dalam sebuah hadistnya menyatakan bahwa sakitnya (pedihnya) sakaratul maut itu melebihi 100x sabetan pedang. Dalam suatu riwayat ketika Nabi Musa ditanya Allah,SWT (ketika sudah meninggal) bagaimana rasanya proses kematian yg dialaminya, Nabi Musa menjawab seperti kambing yg dikuliti hidup-hidup , Allah,SWT berfirman kamu termasuk orang-orang yg diringankan proses sakaratul mautnya.

Saudaraku, mari kita renungkan firman Allah,SWT berikut ini agar menjadi renungan kita bersama :
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang zalim berada dalam tekanan2 sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dg tanganya (sambil berkata : "Keluarkanlah nyawamu", di hari ini kamu dibalas dg siksaan yg sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah,SWT perkataan yg tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
(Qs : 6 : 93)

Dan firman Allah,SWT di ayat yg lain :
"Demi malaikat-malaikat yg mencabut nyawa dg keras"
"dan malaikat-malaikat yg mencabut nyawa dg lemah lembut" (Qs : 79 : 1-2)

Dari hadist dan ayat tsb di atas jelaslah bahwa dalam sakaratul maut itu malaikat Izrail (malaikat pencabut nyawa) ada yg keras , ada juga yg lemah lembut dalam mencabut nyawa manusia, semua tergantung amal perbuatan manusia tsb selama hidup di dunia.

Kalau seorang manusia itu sering menyombongkan diri dari ayat-ayat Allah,SWT tidak mau patuh, maka yg akan diterima adalah perlakuan keras dari malaikat Izrail. Begitu pula sebaliknya bila manusia menjalankan perintah Allah,SWT dan menjauhi laranganNya yg ada di Al-Qur'an maka malaikat Izrail akan mencabut nyawanya dg penuh kelembutan.

Saudaraku, selain itu perbanyaklah kita berdo'a selepas shalat agar kita dimudahkan dalam sakaratul maut.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim Ampunilah Kesalahan2 kami dan mudahkanlah kami dalam sakaratul maut...Amiin Amiin

Hiduplah Secara Mulia Atau Mati Sebagai Syahid

Hiduplah Secara Mulia Atau Mati Sebagai Syahid


Dalam Alqur'an , perjuangan disebut dengan term jihad .Kata jihad dalam berbagai kata bentukannya disebut sebanyak 41 kali tersebar dalam 19 ayat. Sebagian turun di Makkah dan sebagian di Madinah.

Secara lughawi, jihad nengandung arti memerangi musuh, mencurahkan segala kemampuan dan tenaga berupa kata-kata, perbuatan atau segala sesuatu yang disanggupinya. Kata jihad, bisa berarti perjuangan dalam bentuk perang melawan musuh, bisa juga berarti bekerja keras non perang. Dari akar kata jihad inilah kemudian ada kalimat ijtihad, yakni kerja keras secara intelektual, berjuang secara intelektual dan mujahadah an nafs, kerja keras secara ruhaniah , perjuangan spiritual.

Sedangkan dalam hadis Nabi, kata jihad juga digunakan dalam kontek perjuangan spiritual ibadah haji, .Perintah jihad ada yang ditujukan kepada pribadi (mukhatab mufrad) dan kebanyakan ditujukan kepada kelompok (mukhatab jamak).. Perintah jihad juga ada yang disebut obyeknya, tetapi lebih banyak yang tidak menyebut obyeknya.

Yang disebut justeru maknanya, yaitu jihad di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, fi sabililah. Kaidah penafsiran mengajarkan bahwa jika suatu kata kerja transitif disebutkan dalam suatu ayat tanpa disertai penyebutan obyeknya, maka obyek kata kerja itu bersifat umum.

Dengan demikian maka obyek jihad bukan hanya musuh dalam peperangan tetapi segala hal yang tercakup dalam kalimat fisabilillah.misalnya memberi makan fakir miskin, membebaskan perbudakan (al Balad; 13-16) Dengan demikian maka jihad tidak mesti menggunakan senjata, tetapi bisa juga pena atau lisan. Dalam konteks ini, guru yang dengan kesejahteraan minimal tetapi optimal dalam mencerdaskan generasi bangsa adalah pejuang atau mujahidin, pekerja sosial yang bergelut mempertaruhkan segala kemampuannya untuk membantu mengangkat martabat masyarakat sesunguhnya adalah juga mujahidin atau pejuang.

Ciri pejuang adalah gigih berpegang teguh kepada prinsip yang dianut meski beresiko mati. Nah orang yang tengah berjuang kemudian mati dalam perjuangannya disebut mati syahid (arti syahid = saksi) , maknanya kematian itu menjadi saksi atas kegigihan usahanya, dan itu merupakan taruhan dari kehormatannya. Untuk orang-orang terhormat, kata Nabi hanya ada dua pilihan; `isy kariman aw mut syahidan, hiduplah secara mulia atau mati sebagai syahid.