Ads 468x60px

I LOVE MY FAMILY

Monday, February 17, 2014

Gunung kelud meletus tertulis di Al Quran ?

Heran saja, setiap ada kejadian bencana alam selalu dihubung-hubungkan dengan Al Quran.
Dulu pas Tsunami di Aceh, kemaren gempa dasyat di Jogja,meletusnya Gunung Merapi, trus sekarang meletusnya Gunung Kelud.

Saya baca status beberapa teman di jejaring sosial Facebook


Trus hubungannya apa tanggal bulan juga jam kejadian dengan Al Quran.....kalau cuma sekedar menggabung-gabungkan, coba sekarang yang lagi baca blog ini bulan apa,tanggal berapa ?jam berapa?udah itu trus bacaan di Al Quran nya jadi bunyinya apa ? hayo...

Itu sama saja dengan "otak-atik gathuk" (:jawa) yaitu menghubung-hubungkan sesuatu yang berbeda sumbernya sedemikian rupa sehingga seperti jadi menyambung, tak lain seperti yang digunakan para pemasang judi togel.

Mengapa sebelum meletus ayat ini tidak dibahas sama sekali ?
Mengapa sebelum meletus tidak memperingatkan hal ini ?
sekarang sudah jatuh banyak korban, baru dicari-cari ayat yang kira2 cocok dengan seleranya.

Setidaknya sikapi setiap musibah dengan sabar, tawakal kepada Allah dan menjadikan setiap musibah baik kecil maupun besar untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
Amin



Monday, February 10, 2014

Sedikit yang penting Halal

Oleh: Prof Yunahar Ilyas

Dalam suatu perjalanan dakwah ke suatu daerah, saya dijemput ke bandara dan diantar ke beberapa tempat acara menggunakan mobil panitia dari salah satu perguruan tinggi swasta.

Dalam suatu kesempatan, saya sempat berbincang dengan sopir kampus yang tampak masih muda. Badannya tinggi tegap, sikapnya sopan dan ramah.

“Sudah berkeluarga, Dik?” sapa saya.
“Sudah, Pak. Alhamdulillah sudah punya dua anak,“ ujarnya.

Walaupun dia membawa mobil agak cepat, tetapi tetap penuh waspada. Dia tidak pernah menyalip mobil lain secara sembarangan. Memastikan lebih dahulu bahwa jalur yang berlawanan kosong.

Saya kembali bertanya untuk sekadar ingin tahu apakah dia sudah lama bekerja di kampus itu. “Belum, Pak, baru dua tahun,“ jawabnya singkat sambil tetap konsentrasi.

“Sebelumnya kerja di mana?” selidik saya.
“Saya bekerja di sebuah kota pelabuhan di Jawa, Pak. Kerja dengan paman, mengisi bahan bakar untuk kapal-kapal barang. Penghasilannya besar Pak, tapi...” ujarnya seakan ragu untuk melanjutkan.

Saya jadi penasaran, ingin tahu mengapa dia meninggal kan pekerjaan yang penghasilannya besar itu. Padahal saya tahu, jadi sopir kampus yang tidak besar, paling tinggi gajinya sedikit di atas UMR.

“Uangnya banyak Pak, tetapi tidak halal. Paman saya suka kongkalikong dengan kapten kapal,” ujarnya.

Ia akhirnya bercerita soal pekerjaannya. Menurut dia, bahan bakar yang diisikan tidak sebanyak yang ditulis di faktur. Selisihnya banyak. Sebagai petugas pengisian, dia tahu permainan itu. Sudah tentu, dia akan dapat bagian setiap pengisian selesai. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai jutaan rupiah.

Namun demikian, dengan penghasilan yang sangat besar itu, dia tidak tenang.
Hidupnya selalu dihinggapi perasaan bersalah. Dia gelisah. Dia pun menanyakan soal itu kepada pamannya dan sang paman mengakui bahwa itu tidak halal.
Untuk membersihkan uang itu, sang paman mencoba bersedekah. “Uang haram tidak bisa dibersihkan dengan uang haram juga,” kata saya mengingatkan.

Nabi Muhammad SAW menyatakan, yang kotor tidak bisa membersihkan yang kotor. Sopir muda itu membenarkan ucapan saya.

“Memang Pak, saya juga meyakini demikian. Tetapi, paman saya yakin sekali dosa-dosanya menipu pemilik kapal akan diampuni dengan banyak menyumbang.
Bahkan Pak, tahun lalu paman saya bangun masjid sendiri di kampung dengan uang haram itu.“

Akhirnya, setelah mengetahui semua itu, sopir muda ini pun meninggalkan pekerjaan-nya. Ia tidak ingin perbuatan itu terus berlangsung dan menipu orang. Ia pun sudah mencoba beberapa pekerjaan, namun belum berhasil sehingga dia sementara bekerja sebagai sopir.

“Sekalipun gajinya kecil, tetapikan halal Pak. Sedikit tetapi membawa ketenangan, dan berkah,“ ujarnya.

Hebatnya lagi, walau dengan gaji kecil, tapi keluarganya menerimanya.
Demikian juga istri dan anak-anaknya. “Alhamdulillah, istri saya sependapat dengan saya, biarlah kita hidup sederhana sekali, tetapi hati tenang, anak-anak juga dihidupi dengan rezeki yang halal.”

Saat ini, yang menjadi pikirannya adalah sang paman. Ia ingin pamannya bertobat dan menyadari kekeliruannya.
“Semoga paman segera mendapatkan hidayah,” harapnya

Sunday, February 9, 2014

Yesus hidup membunjang?

Tak akan ada umat Kristen yang mau mempercayai bahwa Yesus mempunyai istri dan keturunan. Karena, mana mungkin Tuhan menikah dan mempunyai anak? Bahkan kita umat Islampun, akan tercengang tidak percaya bahwa dalam sejarah hidupnya Yesus pernah kawin dan mempunyai keturunan, karena selama ini kita juga dijejali oleh cerita kaum Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan, maka mustahil seorang Tuhan menikah bahkan mempunyai anak.

Kita umat Islam meyakini Yesus (Isa as) adalah seorang manusia, seorang nabi sebagaimana nabi-nabi yang telah berlalu sebelumnya. Sehingga tidak mustahil bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan. Namun sosok Yesus sebagai manusia yang terlibat dalam sejarah telah dikaburkan sedemikian rupa, sehingga sejarah asli Yesus benar-benar gelap bagi sebagian besar umat manusia. Yang tinggal adalah Yesus yang dibungkus dengan pakaian ketuhanan sehingga bagi orang-orang yang tidak mampu menggunakan akal sehatnya, menganggap Yesus benar-benar sebagai Tuhan.

Tapi bagi sebagian manusia yang mau menggunakan akalnya, ketuhanan Yesus menjadi sumber pertanyaan akal yang tidak pernah berhenti. Mereka-mereka inilah yang sedikit demi sedikit, menguak misteri sejarah hidup Yesus.

Salah satunya, adalah seorang teolog, pakar Perjanjian Baru dan Gulungan Laut Mati, Prof. DR. Barbara Tiering, dari Univ. of Sidney Australia. Setelah melakukan penelitian terhadap gulungan-gulungan Laut Mati (The Dead Sea Scrolls), selama 20 tahun, sampai kepada kesimpulan bahwa Yesus, beristri, bahkan lebih dari satu, alias poligami.

Menurut sang Profesor, dalam sejarah kehidupan Yesus, Yesus pernah kawin bahkan dua kali. Dan upacara perkawinan Yesus, dapat ditelusuri dalam Perjanjian Baru sendiri, yaitu dalam Injil Markus-14:3, Yohanes-12:3 dan Lukas-7:37 dan seterusnya.

Markus-14:3.
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Yohanes-12: 3
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, berabad-abad dibantah oleh gereja. Bahkan Maria Magdalena, difitnah sebagai seorang perempuan pendosa. Lihatlah Injil Lukas-7:37.

Tapi lanjutkan dengan membaca ayat-38 dari Injil yang sama: Lukas-7:38
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Seorang perempuan yang mencurahkan minyak wangi ke kepala, ke kaki, dan menciumi lelaki tersebut, menurut Profesor Thiering, adalah upacara perkawinan bangsawan Yahudi. Dalam masyarakat Yahudi, tidak akan pernah ada seorang perempuan pun, yang ujug-ujug datang mencium seorang lelaki yang bukan muhrimnya karena perbuatan itu hukumannya adalah hukuman mati.

Yang perlu dipertegas lagi, Yesus adalah orang Yahudi yang meneruskan ajaran Nabi Musa as. Berdasarkan tradisi Yahudi, seseorang justru hanya akan diakui sebagai Rabi dan guru apabila seseorang itu menikah. Diperkuat dengan kenyataan bahwa orang Yahudi berpegang teguh pada perintah “Beranak cuculah dan bertambah banyak” (Kej. 1:27) dan pernyataan “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej. 2:18) serta tradisi bahwa seorang laki-laki Yahudi pertama-tama harus mempelajari Taurat (sebagai orang Yahudi Yesus juga mempelajari Taurat) sedangkan untuk mempelajari Taurat syaratnya adalah menikah.

Bantahan Prof. Thiering terhadap klaim gereja yang selama berabad-abad menutupi hubungan istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, didukung oleh penemuan Injil Philip di daerah Nag Hamadi, Mesir pada tahun 1945.

Dalam Injil Philip ini, disebutkan dengan jelas, “Ada tiga orang yang selalu berjalan bersama Yesus: Maria ibundanya dan Maria saudara ibunya, dan Magdalena, yang disebut sebagai pasangannya. Dan pasangan dari Sang Juru Selamat (Saviour) adalah Maria Magdalena. (Dia mencintai) nya, melebihi cintanya kepada murid-murid yang lain dan sering menciumnya di mulutnya. Murid-murid yang lain berkata kepadanya: “Kenapa engkau lebih mencintainya dari pada kami?”. Sang Juru Selamat menjawab dan berkata: Kenapa aku tidak mencintai kalian seperti mencintai dia?” (59, 6-12; 63, 32- 64, 5)

Selanjutnya dari hasil penelitian Prof. Thiering, terungkap fakta bahwa acara pernikahan Yesus dgn Maria Magdalena, diselenggarakan pada hari Jumat tgl 22 September  tahun 30 Masehi. Acara resepsinya diselenggarakan tiga tahun kemudian, yaitu pada 19 Maret tahun 33 Masehi, jam 12 malam. Besoknya Yesus ditangkap, dan disalibkan.

Pada tgl 14 Juni 37 M, jadi 4 tahun setelah penyaliban, lahirlah anak Yesus yang pertama, yang diberi nama Jesus Justus. Anaknya yg ke-3 lahir pada 10 April 44 M. Namanya tidak diketahui. Anaknya yang ke-2 tidak ada informasi. Perkawinan Yesus yang kedua berlangsung dengan seorang perempuan yang bernama Lidia.

Kalau umat Islam, meragukan bahwa Yesus pernah kawin dan punya keturunan, maka buanglah keraguan itu jauh-jauh, karena Allah SWT berfirman dalam Alquran :

Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul sebelum engkau, dan Kami memberikan istri-istri dan keturunan kepada mereka. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (atau mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab. (Qs.Ar-Ra’d: 38).

Jadi, siapa bilang Yesus hidup membunjang?